ADA TANGAN YANG TAK TERSENTUH API NERAKA

Pict: http://www.halhalal.com
 
oleh Budiman Mustofa, Lc., M.P.I
(Ketua Majelis Rindu Rasul – Solo)
Berapa jamkah Anda bekerja dalam sehari? Pasti Anda akan merasakan capek dan kelelahan? Dari pagi mruput hingga sore menjelang, tiada jeda kecuali untuk bekerja. Waktu istirahat Anda akan banyak tersita. Rasa capek pun datang mendera. Pikiran, perasaan dan tenaga semua terpakai hingga tak tersisa. Sungguh melelahkan segalanya. Terkadang terbersit untuk mencari tempat kerja yang lebih nyaman, dengan penghasilan yang lumayan.
Saudaraku…sebenarnya tidak hanya Anda yang merasakan lelah. Tidakkah Anda lihat saudara kita yang lain, para petani, buruh pabrik, kuli di pasar, kuli di pelabuhan, para potter di Bandara, pekerja perbaikan jalan raya, pekerja proyek, para petugas kebersihan, para pemecah batu ? Cobalah sesekali Anda lihat bagaimana kulit tangan mereka. Kasarkah? Tataplah wajah mereka. Kusutkah? Jelas, kulit mereka kasar, wajah mereka kusut, pakaian mereka lusuh. Dan ingat, barangkali nasib Anda lebih beruntung dari sebagian mereka.

Apakah dengan keadaan dan kondisi pekerjaan mereka, merubah status mereka menjadi manusia hina dan tidak berharga? Apakah dengan penghasilan pas-pasan yang mereka dapat, menjadikan mereka tidak bisa melanjutkan napas kehidupan. Deru kendaraan pabrik, asap tebal yang membumbung dari mesin, debu yang beterbangan diterpa angin, bau yang tidak sedap, tidak menjadikan mereka mundur untuk tetap bekerja. Sekalipun sebagian mereka pasti ada yang mengeluh. Jadi, jika kita merasa lelah, capek dan jenuh, karena pekerjaan kita, maka sesungguhnya ada saudara kita yang lain yang mungkin nasibnya tidak senyaman kita.   

Pada jaman Rasulullah juga ditemukan sosok yang demikian. Suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang dari perang Tabuk. Jumlah sahabat yang ikut perang bersama Nabi saw juga cukup banyak. Mayoritas sahabat ikut perang ini. Banyak sahabat yang ikut beserta Nabi dalam peperangan ini. Saat perjalanan pulang dari Tabuk, di sudut kota Madinah, Rasulullah mendapati seseorang tukang batu yang sangat kusut, lusuh dan tangannya melepuh, kulitnya merah kehitaman.

Rasulullah pun menyapanya dengan penuh kasih. “Mengapa tanganmu kasar sekali?” Ia menjawab, “Wahai Rasulullah, saya adalah seorang tukang batu. Saya biasa membelah batu, kemudian menjualnya di pasar. Uang hasil kerja itu saya gunakan untuk menafkahi keluarga saya. Itulah sebabnya tangan saya kasar.”

Kemudian Rasulullah menggenggam tangannya dan berkata, “Ini adalah tangan yang tidak akan tersentuh api neraka selamanya.” Dalam sebuah hadis juga dinyatakan, yang artinya, "Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya, “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah" (HR. Bukhari)

Saudaraku, bagaimana tanggapan Anda dengan kisah ini? Masihkah Anda merasa tidak beruntung? Sesungguhnya, dalam Islam, pekerjaan apapun kita asal kita menanamkan niat yang baik untuk menjaga kehormatan, bekerja di tempat yang halal dan dengan pekerjaan yang halal, dijalankan penuh amanah, demi menuanaikan kewajiban menafkahi keluarga, maka semua itu menjadi catatan pahala yang sangat besar di sisi Allah swt. Dan sebaliknya, senyaman apapun pekerjaan dan semulia apapun pekerjaan, jika tidak dibarengi niat yang baik, cara dan proses yang halal, tidak amanah, maka justru akan menjadi pengantar baginya ke jurang neraka, pembawa kesengsaraan dunia dan akhirat. Maka, perbaikilah cara kita mencari rizki. Jangan takut lelah dan lusuh, semua akan menjadi catatan kebaikan kita di sisi-Nya. Sabda Rasulullah yang artinya, “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu KELELAHAN, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya.” (HR. Al-Bukhari & Muslim)

1 comment: