MENDIDIK DAN MELATIH ANAK BERPUASA


Oleh: Lilik Prihyanto, S.Pd*

Ramadhan tinggal menghitung hari. Salah satu persiapan di antara persiapan ruhaniyah lain yang wajib dilakukan oleh para orangtua adalah mempersiapkan anak-anak untuk berlatih berpuasa. Dalam hal ini, ternyata Islam memberikan tuntunannya sendiri dalam membekali para orangtua untuk mendidik anak-anak mereka berpuasa.
Sebagaimana kita ketahui, ibadah puasa terutama di bulan Ramadhan adalah ibadah yang tak hanya berpusat pada ruhani manusia juga tapi juga ibadah fisik. Dengan ibadah ini, Allah melatih kita untuk menjaga keikhlasan kepada Allah, keikhlasan atas perintah-Nya. Yang mana dalam bab puasa ini Allah memberitaukan bahwa ibadah puasa adalah untuk Allah. Pada anak-anak, ibadah ini sekaligus untuk mendidik mereka cinta terhada ajaran agama-Nya dan belajar menahan diri dari godaan-godaan kecil seperti makanan dan minuman.

Hukum Berpuasa untuk Anak

Dari asal hukumnya, mayoritas ulama mengatakan tidak wajib bagi anak di bawah usia baligh. Sebagian ulama salaf menganggapnya sunnah, di antaranya adalah Ibnu Sirrin dan az-Zuhri. Demikian juga dikatakan oleh asy Syafii bahwa mereka juga diperintahkan untuk mengerjakannya sebagai latihan apabila mereka mampu. Batasan usianya adalah tujuh tahun dan sepuluh tahun. Sama persis seerti sholat. Ishaq memberi batasan usia dua belas tahun. Ahmad, dalam salah satu riwayatnya, sepuluh tahun. Al Auza’i mengatakan,”Apabila mampu berpuasa tiga hari berturut-turut, maka dianjurkan untuk berpuasa”. 

Pendapat yang masyhur dalam mazhab Malikiyah: (puasa) tidak disyariatkan untuk anak-anak. Meskipun demikian, Al Hafizh Ibnu Hajar mengomentari sebuah hadis di bawah ini:
“Rasulullah saw di siang hari Asyur mengirimkan pengumuman kepada penduduk desa-desa Anshar (yang ada di sekitar Madinah):”Barangsiapa yang hari ini berpuasa, hendaknya meneruskan puasanya. Dan barangsiapa yang hari ini tidak berpuasa, maka hendaknya berpuasa untuk sisa hari ini”. Setelah itu kami berpuasa dan memerintahkan kepada anak-anak kecil kami untuk berpuasa. Kami pergi ke masjid. Disana kami membuatkan untuk mereka mainan dari kain wol. Apabila salah seorang dari mereka menangis karena lapar, kami berikan mainan itu kepadanya. Ini terus berlangsung sampai saat berbuka.”

Ayah dan Bunda, dari riwayat di atas, jelas menerangkan bahwa berpuasa adalah sebuah ibadah yang sangat diperhatikan sekali di zaman Rasulullah dan para sahabatnya. Walaupun puasa tersebut tidak diwajibkan bagi anak-anak yang belum baligh, namun penduduk Anshor ketika ada seruan berpuasa dari Rasulullah, mereka juga memerintahkan dan membiasakan anak-anaknya berpuasa.

Tips Melatih dan Mendidik Anak Berpuasa.

Kadang di zaman sekarang ini, karena rasa kasihan, kita tidak berusaha melatih anak-anak kita berpuasa. Lalu bagaimana cara kita melatihnya? Berikut ini ada beberapa cara yang bisa menjadi bekal bagi Ayah dan Bunda sebelum menghadapi bulan puasa untuk mendidik anak-anak agar berlatih berpuasa, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pahamkan tentang Hikmah dan Maksud Allah Menyeru Manusia Berpuasa.
Carilah waktu yang tepat untuk memberikan nasehat kepada anak tentang puasa. Apa hikmahnya dan apa maksud Allah menyuruh manusia berpuasa. Kondisikan hal ini jauh-jauh hari sebelum berpuasa. Hendaknya, bahkan pada saat tidak akan menghadapi bulan puasa pun orangtua memberikan pemahaman kepada anak mengenai puasa. Bisa dalam bentuk cerita, nasehat, atau dengan sengaja mencontohkan kepada anak saat orangtua berpuasa sunnah. Jelaskan sesuai dengan kadar akal mereka. Bahwa puasa supaya anak bisa bersabar, disayang Allah, bersama para malaikat, dan badan menjadi sehat.
2. Persiapkan anak berpuasa Ramadhan di bulan Sya’ban.
Aisyah ra berkata, “Nabi SAW tidak pernah berpuasa di suatu bulan lebih banyak di banding bulan sya’ban. Beliau bahkan berpuasa sepanjang bulan.” Oleh Karena itu Sya’ban adalah waktu yang tepat untuk melatih anak berpuasa.
3. Melakukan kebiasaan baik dalam Bulan Ramadhan.
Menindaklanjuti kebiasaan baik yang telah dilakukan di bulan Sya’ban, Ramadhanlah tempat kita memanen kebiasaan baik yang telah kita programkan bersama anak kita. Di bulan ini adalah momentum terbaik untuk lebih memperkuat tarbiyah ruhiyah (pendidikan spiritual) dan amal yaumiah (amal keseharian) anak-anak kita. 
Misalnya; meningkatkan interaksi dengan al-qur’an dengan program tadarus, menggiatkan amaliyah sholat sunnah dengan mengajak anak sholat tarawih, mendidik empati anak dengan ibadah shodaqoh dan infaq
4. Kondisikan lingkungan kita agar anak-anak termotivasi untuk berpuasa
Imam Bukhari meriwayatkan hadis Umar, yaitu ketika Umar melihat seorang yang mabuk tidak berpuasa di Bulan Ramadhan. Umar menghardiknya,”Celakalah engkau! Engkau melakukan ini padahal anak-anak kami sedang puasa.” Umar pun memukulnya.
Bagaimana kondisi lingkungan keseharian anak sangat menentukan kadar ketahanan puasa mereka. Jika di sekolahnya justru banyak anak yang tidak puasa itu akan melemahkan niatnya. Atau jika anak-anak tetangga sekitar rumah tidak berpuasa itu juga bisa mengganggu niat mereka. Oleh karenanya, penanaman pemahaman awal mengenai hakekat puasa dimana puasa untuk melatih kesabaran dan menahan godaan itu penting di awal (jauh hari sebelum Ramadhan tiba).
Komunikasikan dengan guru di sekolah bahwa anak kita sedang berlatih berpuasa, sehingga guru di sekolah bisa menguatkan dan memotivasi anak-anak kita.
5. Sampaikan kepada anak pahala berpuasa.
Hal ini bisa dilakukan dengan teknik bercerita atau nasehat secara langsung. Banyak sekali pahala orang yang berpuasa, diantaranya adalah anak dipersilakan oleh Allah untuk memasuki pintu khusus bagi mereka yang rajin berpuasa, yakni ar Rroyan namanya. Yang artinya, Allah mengkhususkan pahala untuk anak-anak yang suka berpuasa. Sering-seringlah mengatakan kepada anak bahwa Allah menyayangi anak yang suka berpuasa, sehingga Allah berikan pahala yang lebih banyak bagi anak-anak yang menjalankan ibadah puasa.
6. Menghibur anak ketika mereka berpuasa.
Wajar jika anak-anak merasa lapar haus dan tidak tahan. Para sahabat rasulullah menghibur anak-anak mereka dengan mengajak ke masjid dan memberikan mereka mainan apabila mereka mulai menangis karena lapar. Kita bisa melakukan banyak cara untuk menghibur anak-anak, misalnya: mengajak mereka bermain air saat siang hari yang panas, menonton video-video edukatif untuk mengalihkan rasa lapar mereka, dan sebagainya. Sambil terus memotivasi mereka bahwa anak yang sabar dan lulus puasanya akan menang (menjadi juara) dari godaan setan.
7. Mengumpulkan anak-anak, dan mengajak berdoa bersama saat berbuka
Hal ini dilakukan untuk semakin memotivasi mereka, dan bahwa kesabaran akan berbuah indah pada saat berbuka. Dan dengan berdoa sebelum berbuka akan menjadi jalan terkabulnya doa. Motivasilah anak-anak untuk berdoa apa saja dan yakinkan kepada mereka bahwa Allah akan mengabulkanya, disebabkan karena puasanya mereka hari itu. Hal ini bermanfaat agar mereka esoknya tetap termotivasi untuk melanjutkan berpuasa.

Hari-hari pertama berpuasa bisa jadi akan sangat berat bagi mereka. Oleh karena itu, orangtua harus mendampingi mereka di saat hari-hari pertama, dengan tidak mengagendakan acara di luar yang mengharuskan meninggalkan anak. Hal ini penting sebab keterhadiran orangtua pada hari pertama puasa anak akan menjadi motivasi tersendiri buat mereka.
Usahakan untuk tidak memaksa mereka. Cara yang paling utama adalah dengan terus mendoakan mereka agar menjadi anak-anak yang sholih dan taat pada Allah. Semoga dengan begitu Allah akan memudahkan hati dan fisik mereka menerima dan menjalankan perintah-Nya.]

*Penulis merupakan Ketua JSIT Korda Karanganyar, Trainer dan Praktisi Parenting.
*dirilis di Majalah Taqiyya Rosyida Edisi Juni 2017

1 comment: